Kita
saling menatap namun saling malu untuk bercakap. Kita saling memperhatikan
namun kita pura-pura tidak melihat. Kita selalu ingin bercanda namun ada rasa
gugup dan gemetar bercampur malu. Kita saling merindukan namun terkadang kita
malu untuk mengakuinya. Kita saling bertukar pesan namun kita hanya diam saja
disaat kita bertemu.
Apakah
ini sebuah tanda kalau kita saling mencintai? Ataukah ini hanya khayalku saja
yang ingin dicintai oleh mu?. Apakah kamu mempunyai perasaan yang sama seperti
yang aku rasakan?. Ataukah ini hanya sebuah imajinasiku saja yang ingin selalu
ada di hatimu?
Aku
merindukan suaramu, aku merindukan canda dan tawamu, aku merindukan kejailanmu,
aku sangat sangat merindukan disaat kita bersama. Namun apakah rasa rinduku itu
terbalaskan? Atau hanya aku saja yang merasakannya?.
Rasa
apakah ini? Disaat kamu bercanda dengan orang lain aku merasa cemburu, disaat
kamu sakit aku merasa khawatir, bahkan semakin lama dan semakin lama aku mulai
takut merasakan itu. Ya, itu dia aku mulai takut merasa kehilanganmu. Dan
semakin hari rasa takut kehilanganmu semakin bertambah dan terus bertambah. Mungkin
saja ketika aku kehilanganmu aku merasakan kehancuran yang sangat hebat.
Oh
tuhan apakah ini yang dinamakan cinta? Aku terlalu takut untuk mengakuinya
karena aku sadar mungkin saja ini hanya sebuah imajinasiku. Aku bertanya pada
gelapnya malam dan terangnya rembulan di langit apakah ini sebuah cinta? Tetapi
mereka tidak menjawabnya. Ku tanya pada sejuknya embun pagi dan hangatnya sinar
mentari pagi apakah ini yang dinamakan cinta? Dan hasilnya mereka pun tidak
menjawabnya. Ku tanya pada burung berterbangan dan rumput di safana apakah ini
yang namanya cinta? Mereka pun tidak menjawabnya. Ku tanya pada ombak di pantai
dan nyiur di pantai apakah ini rasanya cinta? Dan lagi lagi hasilnya mereka
tidak menjawabnya. Lantas aku harus bertanya pada siapa? Lantas kepada siapakah
aku harus menceritakan apa yang aku rasakan ini?
Akhirnya
aku tanyakan ini semua pada hatiku sendiri. Ia pun menjawab bahwa aku benar
benar jatuh cinta. Ya, jatuh cinta kepadamu. Sosok yang selalu aku nantikan dan
sosok yang paling aku takuti ketika kamu pergi meninggalkanku sendiri. Hatiku
berteriak bahwa aku mencintaimu akan tetapi pikirku berteriak kalau ini hanya
sebuah khayalku saja.
Dapatkah
aku memilikimu? Dapatkah aku bersamamu? Dapatkah aku menjadi orang yang sangat
berharga dihidupmu hingga akhir hayat nanti? Dapatkah aku menjagamu layaknya
ibumu menjagamu? Dapatkah aku menjadi orang yang melindungimu seperti ayahmu?
Dapatkah aku menjadi penghiburmu dikala kamu merasakan sedih dan senang
layaknya sahabat dan teman temanmu? Apakah aku pantas untuk mendapatkan itu
semua? Atau orang selain diriku yang lebih pantas mendapatkan ini semua?
Tuhan,
aku mencintainya dan aku sangat menyayanginya namun aku terlalu takut untuk
mengungkapkan rasa yang ku miliki saat ini kepadanya. Lantas apa yang akan
terjadi nanti jika aku mengungkapkan perasaan ini kepadanya? Apakah dia akan
menjauhiku layaknya seperti orang yang bermusuhan ataukah setelah aku
mengungkakpkan ini dia akan menjadi semakin dekat dan dekat dan selalu ingin
bersamaku?.
Tuhan,
aku hanya ingin dia baik-baik saja. Aku tak ingin ada orang yang melukainya.
Aku tak ingin ada orang yang mengisi hatinya selain diriku. Aku mencintainya
dalam diam, aku menyayanginya dalam diam, dan ini lah caraku. Tuhan, aku selalu
ingin yang terbaik untuk dirinya, aku selalu ingin dia menjadi yang terhebat
untuk dirinya maupun untuk orang lain di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar